HARAP BANTUANNYA
Dibantu promosi blog ini ke teman-teman jika anda merasa bahwa blog ini cukup menarik. atas kesempatannya, saya ucapkan terima kasih :)

Thursday 29 August 2013

Kasih Seorang Ibu



                Ini adalah sebuah kisah tentang pengalaman seseorang yang dialami dalam keluarganya.
Di sebuah kota, hiduplah satu keluarga beranggotakan ayah, ibu, dan 3 orang anak. Ketiga anak ini yang satu laki-laki dan dua lainnya perempuan. Suatu hari sepulang sekolah, seperti biasa ketiga anak itu tiba di rumah dan segera berganti pakaian. Ibu mereka telah mempersiapkan makan siang dan sang ayah baru datang sehabis menjemput mereka di sekolah. Setelah berganti pakaian, mereka sekeluarga berkumpul di meja makan dan berdoa sebelum makan. Ketika mereka sedang menikmati makan siang yang telah dibuat oleh sang ibu dengan sepenuh hati, tiba-tiba anak pertama mereka yang laki-laki mengeluarkan darah pada hidungnya. Ayah yang melihat itu segera menyuruh sang anak untuk tidur dan membersihkan hidungnya dengan tissue. Ketika dibersihkan, darah tidak berhenti mengucur dari hidung sang anak. Kekhawatiran mulai muncul dalam keluarga itu pada siang hari itu. Sang ibu segera mencoba menelepon dokter dan ternyata dokter masih belum praktek dan baru buka praktek sekitar 3 jam kemudian. Keluarga itu terus kebingungan dan hanya bisa membersihkan hidung yang terus berdarah itu.
Sampai akhirnya jam praktek dokter telah tiba dan sang anak segera dibawa ke dokter dalam keadaan hidung masih berdarah. Di sana, dokter langsung menyuruh melakukan tes darah di poliklinik untuk mendapatkan hasil dan perkiraan yang tepat mengenai apa yang dialami oleh anak ini. Setelah menunggu 1,5 jam akhirnya hasil tes darah keluar dan hasil itu segera diserahkan kepada dokter. Melihat hasil itu, dokter langsung menyarankan agar anak ini dirawat di rumah sakit untuk pemulihan karena didapatkan jumlah trombosit anak itu kurang dari normal dan perlu ditingkatkan mencapai jumlah normal. Sang anak diharuskan melakukan tranfusi darah untuk meningkatkan trombositnya.
Keluarga itu menunggu di rumah sakit, hingga malam hari tiba dan kedua adiknya harus pulang ke rumah bersama ayahnya karena besok masih masuk sekolah. Sang ibu dengan setia menunggu sang anak di rumah sakit. Dia tidak bisa tidur pada malam itu karena selalu terpikir tentang kondisi anaknya yang terbaring dengan infus di tangannya. Keesokan harinya, sang ayah tiba di rumah sakit setelah mengantarkan kedua anak perempuannya ke sekolah. Dokter pun tiba dan melakukan pemeriksaan pada sang anak dan menyuruh sang ayah agar segera memesan darah dari PMI untuk tranfusi. Sekitar pukul 12 siang, 2 plastik darah telah tiba dan segera diinfuskan pada sang anak. Sang ibu selalu menemani anaknya setiap akan dilakukan tranfusi karena sang anak merasa takut.
Tranfusi terus dilakukan sampai sekitar 1 minggu setelah awal masuk rumah sakit, kondisi anak itu mulai membaik dan trombositnya sudah mendekati normal. Dokter mengijinkan untuk pulang dengan syarat selalu minum obat yang diberikan hingga obat itu habis. Sang ibu segera membawa anak itu pulang dengan gembira.
Dari pengalaman di atas, kita dapat melihat betapa besar rasa sayang seorang ibu pada anaknya. Dia tidak ingin anaknya mengalami hal yang menyakitkan, dia tidak ingin kehilangan anaknya. Meskipun mungkin anak itu nakal dan sering membantah apa yang dikatakannya. Tidak sedikit dari kita yang kurang mengerti tentang kasih orang tua kita, khususnya ibu. Dia telah mengandung kita selama sembilan bulan, ke mana mana selalu membawa kita yang hanya menambah beratnya dan seringkali kita membuat mereka kesakitan. Dia selalu merawat kita ketika kecil, bahkan ketika sekarang kita sudah beranjak dewasa, tidak sedikit ibu yang selalu mengkhawatirkan anaknya, takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya. Dalam setiap doanya, percayalah ibu selalu mendoakan anaknya agar memperoleh yang terbaik dalam setiap langkah hidupnya

No comments:

Post a Comment